• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • RSS Feed

Tuesday, August 23, 2011

Ukuran otak manusia ternyata tergantung tempat tinggalnya. Lintang tinggi atau lintang rendah.
Orang yang tinggal mendekati kutub utara atau selatan, punya otak berukuran lebih besar. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan kecerdasan. Otak mereka berukuran lebih besar karena mereka tinggal di daerah yang tidak banyak terdapat cahaya.
Otak berkembang seiring dengan mata mereka yang senantiasa terbuka lebar. Mata orang yang tinggal di daerah sekitar kutub beradaptasi dengan dengan cara melebar, karena cahaya di kawasan itu remang-remang.

Eiluned Pearce dari Oxford University's School of Anthropology, menjelaskan, "Semakin jauh dari ekuator, cahaya matahari semakin sedikit, jadi mata mereka berkembang semakin besar. Sehingga, otak mereka juga jadi lebih besar untuk menangani input visual lebih banyak," seperti dikutip dari The Sun.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Royal Society Biology Letters, juga menyebutkan, otak orang yang tinggal di Inggris rata-rata berukuran 26 mililiter, sementara orang yang tinggal dekat ekuator 22 mililiter.
Saat orang terkena flu pasti merasa tidak nyaman dengan hidungnya karena hidung menjadi berlendir atau ingusan. Tapi ingus terbentuk bukan hanya saat flu saja, tapi juga dipengaruhi oleh beberapa sebab. Mau tahu apa saja yang menyebabkan ingus?
 
Ingus umumnya dihasilkan oleh lapisan sel pada saluran sinus. Rata-rata tubuh memproduksi 1-2 liter ingus per hari. Ini untuk menjaga membran nasal tetap lembab, selain itu ingus juga untuk melawan infeksi dan iritasi.
 
Seperti dikutip dari eHow, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang memiliki ingus berlebih, yaitu:

Infeksi
Ingus yang dihasilkan secara normal dihubungkan dengan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Ini juga merupakan suatu cara untuk menyingkirkan benda asing yang mungkin bisa menyebabkan infeksi. Tubuh cenderung untuk merangsang produksi ingus dan mempertinggi pertahanan terhadap serangan hebat menular dari benda-benda yang dirasakan asing oleh tubuh.

Iritasi dan polusi
Terkena paparan asap, debu dan gas yang menyengat seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida menyebabkan ingus menetes secara berlebihan. Ini juga yang mengakibatkan pembengkakan dari saluran nasal dan rhinitis.

Reaksi dari makanan
Mengonsumsi makanan sehari-hari yang terlalu pedas atau menyengat menyebabkan ingus tidak terkontrol. Reaksi terhadap suatu alergi dari makanan tertentu menghasilkan kekakuan nasal dan ingus turun dari hidung ke tenggorokan. Mengonsumsi susu dan produk telur bisa memperburuk gejala alergi makanan tersebut. Mengonsumsi secara terus menerus makanan yang alergi akan memicu produksi ingus berlebih.

Faktor lingkungan
Hidup pada daerah yang kering atau lingkungan yang terlalu dingin, juga bisa memicu produksi ingus yang berlebih. Akibatnya ingus bisa menetap pada tenggorokan yang akan menjadi tempat yang ideal untuk berkembang biak bakteri atau virus patogen.

Kebiasaan tidak sehat
Kebiasaan ini meliputi merokok dan mengonsumsi alkohol. Asap rokok, alkohol dan kafein bisa mengakibatkan iritasi dan peradangan pada membran sehingga meningkatkan pengeluaran ingus.

Sekarang Anda sudah tahu apa yang bisa menyebabkan ingus berlebihan atau kadang tidak terkontrol.


sumber : detikhealth


 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff