• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • RSS Feed

Saturday, September 25, 2010


Teknik proxy adalah teknik yang standar untuk akses Internet secara bersama-sama oleh beberapa komputer sekaligus dalam sebuah jaringan lokal (LAN) melalui sebuah modem atau sebuah saluran komunikasi. Proxy server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainnya untuk melakukan request terhadap content dari Internet atau intranet.
Proxy server bertindak sebagai gateway terhadap dunia maya untuk setiap komputer klien. Proxy server tidak terlihat oleh komputer klien sehingga seorang pengguna yang berinteraksi dengan Internet melalui sebuah proxy server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani request yang dilakukannya. Web server yang menerima request dari proxy server akan menginterpretasikan request-request tersebut seolah-olah request itu datang secara langsung dari komputer klien, bukan dari proxy server.
Proxy server juga dapat digunakan untuk mengamankan private network yang dihubungkan ke sebuah jaringan publik (misalnya Internet). Proxy server memiliki lebih banyak fungsi daripada router yang memiliki fitur packet filtering karena memang proxy server beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrol yang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server yang berfungsi sebagai sebuah "agen keamanan" untuk sebuah jaringan pribadi, umumnya dikenal sebagai firewall.
Referensi : BPTIK UNNES

Friday, September 24, 2010

Tahukah kamu apa yang bakalan terjadi ketika kamu mengetik www.google.com di adress bar dengan komputer yang sudah terkoneksi dengan internet (orang juga udah pada tau XD)
Ternyata dibalik itu ada sebuah proses yang cukup rumit dan kamu bisa temukan jawabannya jika kamu mempelajari OSI Layer

Model Layer OSI



Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawwab secara khusus pada proses komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.

“Open” dalam OSI

“Open” dalam OSI adalah untuk menyatakan model jaringan yang melakukan interkoneksi tanpa memandang perangkat keras/ “hardware” yang digunakan, sepanjang software komunikasi sesuai dengan standard. Hal ini secara tidak langsung menimbulkan “modularity” (dapat dibongkar pasang).

Modularity
“Modularity” mengacu pada pertukaran protokol di level tertentu tanpa mempengaruhi atau merusak hubungan atau fungsi dari level lainnya.
Dalam sebuah layer, protokol saling dipertukarkan, dan memungkinkan komunikasi terus berlangsung. Pertukaran ini berlangsung didasarkan pada perangkat keras “hardware” dari vendor yang berbeda dan bermacam-macam alasan atau keinginan yang berbeda.

Seperti contoh Jasa Antar/Kurir. “Modularity” pada level transportasi menyatakan bahwa tidak penting, bagaimana cara paket sampai ke pesawat.




Paket untuk sampai di pesawat, dapat dikirim melalui truk atau kapal. Masing-masing cara tersebut, pengirim tetap mengirimkan dan berharap paket tersebut sampai di Toronto. Pesawat terbang membawa paket ke Toronto tanpa memperhatikan bagaimana paket tersebut sampai di pesawat itu.
7 Layer OSI
Model OSI terdiri dari 7 layer :
• Application
• Presentation
• Session
• Transport
• Network
• Data Link
• Physical
Apa yang dilakukan oleh 7 layer OSI ?
Inilah gambaran model yang terjadi saat kita mengetik www.google.com



Referensi : http://mudji.net/press/?p=61 and Network Operation Center UNNES

Sunday, September 19, 2010


BLOG dan berbagai media sosial mulai dilirik dunia usaha. Alhasil, kini tercipta profesi baru untuk blogger maupun manajer media sosial dan honor tinggi pun menanti.

Profesi-profesi baru tersebut,antara lain social media specialist, bloggers relation, social media planner, twitter master, digital media analyst, community manager, social media campaign specialist, dan search engine optimization(SEO) specialist. Setidaknya delapan pekerjaan ini merupakan hot jobs di Amerika Serikat.

Seperti dituturkan Yuswohady selaku mantan chief executive MarkPlus Institute of Marketing dalam acara Diskusi Tahunan Para Dosen The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta. Sejumlah profesi ini memang masih sangat asing di telinga kaum pekerja Indonesia.

“Namun, melihat perkembangan pengguna internet di Indonesia, makin maraknya Facebook dan Twitter, munculnya kepedulian dunia usaha menjaring dan berinteraksi dengan konsumen melalui media sosial, bukan tak mungkin profesi ini akan semakin banyak dicari,” kata Yuswohady yang sudah menulis 40 buku mengenai pemasaran ini.

Dilanjutkan Yuswohady, social media secara fundamental mengubah cara perusahaan berkomunikasi. Maraknya Facebook, Twitter, Plurk, blog,Wiki,Youtube, dan lainlainnya memaksa perusahaan meningkatkan cara komunikasi yang semula satu arah dan dua arah menjadi segala arah. “Maka, tidak heran semakin banyaklah dibutuhkan profesi yang menangani media sosial ini,” sebut Yuswohady.

Hal ini dibenarkan oleh CEO Virtual Consulting PT Virtual Media Nusantara Nukman Luthfie. Ia mengatakan, sebuah artikel berjudul Newest Professions, Growing Salaries membahas berbagai profesi baru dengan gaji yang semakin membengkak.Salah satunya ternyata adalah profesi blogger dan manajer media sosial. Jika diartikan, social media sejatinya adalah spesialisasi dari public relation yang menggunakan perkembangan teknologi jaringan sosial seperti RSS, Twitter, Facebook, dan blogs.

“Beberapa tahun lalu, tugas seorang media sosial dikerjakan oleh marketing manager atau direktur komunikasi. Sekarang, bidang media sosial mempunyai jejak karier tersendiri,”papar Nukman. Bahkan, di Amerika Serikat, seorang blogger dapat menghasilkan kurang dari USD20 per jam.

Dan, kebanyakan blogger bekerja paruh waktu. Simak berapa pendapatan yang bisa dihasilkan seorang direktur media sosial, yakni sekitar USD 70.000. Sementara, manajer media sosial dapat menghasilkan USD 50.000. Orang bersangkutan tentunya harus memegang gelar S-1 dan benar-benar menguasai mengenai marketing, public relation, dan media baru ini.

Seorang blogger misalnya, dituntut untuk memahami berbagai media jejaring sosial yang ada serta bekerja dengan web tools. Tidak jauh berbeda dengan community manager yang bekerja melalui forum dan jejaring sosial. Ada pula internet marketing yang akhirnya melahirkan profesi baru yang tak pernah ada sebelumnya, seperti ahli online marketing communications, ahli iklan online, ahli virtual marketing, web architect, web consultant, ataupun ahli adsense.

Selain itu, internet marketing juga melahirkan pengusaha- pengusaha online baru yang menyemarakkan dunia entrepreneurship Indonesia. Karena blog dan berbagai media sosial mulai dilirik dunia usaha, perusahaan besar pun mulai semakin antusias melengkapi situsnya dengan blog,menjalin jaringan dengan Twitter, Facebook fan, dan menambah fitur untuk memudahkan siapa pun berinteraksi dengan perusahaan tersebut dengan umpan balik, komentar, forum, dan RSS. Tampaknya perusahaan juga semakin yakin untuk memasang iklan lewat media online ketimbang konvensional seperti televisi atau radio. “Merujuk pada Amerika, diperkirakan tahun 2015 perusahaan surat kabar akan makin menghilang dan orang akan mengandalkan media online,” kata Yuswohady.

Disadari atau tidak, media online merupakan alat komunikasi yang low budget, high impact. Maka itu, perusahaan akan lantas mempekerjakan orang-orang yang andal di bidang media ini.Nah, berbicara soal profesi ini, maka tidak lain,tidak bukan, ada dua profesi yang dipandang menjanjikan yakni public relation dan social media marketing. Dari kacamata online marketing, social media merujuk pada sebuah wahana online yang konten utamanya diisi dan didominasi oleh publik, bukan oleh karyawan perusahaan pemilik wahana tersebut. Youtube, Facebook, dan Friendster adalah beberapa contohnya.

Social media marketing and PR sendiri adalah upaya memanfaatkan secara komersial para pencinta merek atau perusahaan untuk mempromosikan diri mereka melalui berbagai kanal social media. social media marketing dan PR adalah sebuah kolaborasi massal, orkestra publik di dunia maya,yang pada hakikatnya saling memberi dan menerima informasi. Akar dari social media marketing and PR adalah melibatkan konsumen dalam sebuah percakapan maya yang saling memberikan nilai tambah buat kedua belah pihak, baik konsumen maupun produsen. PR yang dibutuhkan pun kini PR2.0. Pertanyaannya sekarang, apakah perguruan tinggi sudah siap membekali mahasiswanya dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan masa depan?

Yuswohady menuturkan, ada baiknya mulai sekarang perguruan tinggi mulai berbenah diri untuk menyesuaikan kebutuhan dunia kerja. “Misalnya dengan membuka program media sosial,” tuturnya. (sri noviarni)(Koran SI/Koran SI/rhs)


Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, telah berdiri sejak tahun 1965, bersamaan dengan berdirinya Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), sebagai bagian dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang. Landasan Hukum untuk ini adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 271 tahun 1965.

Mengingat IKIP Semarang berasal dari FKIP UNDIP maka jurusan – jurusan yang ada pun berasal dari sumber yang sama, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 108487 / S tanggal 27 Desember 1960. Jurusan – jurusan dimaksud meliputi Jurusan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Seni Rupa, Sejarah, Ilmu Bumi, Ilmu Pasti, Ilmu Alam, Ilmu Pesawat, Ilmu Kimia,Teknik Sipil, Teknik Mesin, Pendidikan Jasmani, Didaktik Kurikulum, dan Pendidikan Sosial.

Jurusan Didaktik Kurikulum berubah menjadi jurusan Pendidikan Umum, kemudian pada tahun 1970 kembali menjadi Didaktik Kurikulum. Pada tahun 1981 jurusan ini berubah kembali menjadi Pendidikan Umum. Terakhir sejak tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0552/C/1983, tanggal 8 Desember 1983 jurusan ini berubah menjadi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, sampai sekarang.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia No. 56/Dikti/Kep/1984 jurusan ini mempunyai program studi Pengembangan Kurikulum. Pada tahun 1988 program studi ini di passing out (tidak menerima mahasiswa baru) karena lulusannya dinilai jenuh.

Dengan mempertimbangkan desakan lembaga pengguna dan ketersediaan sumber daya meliputi dosen, gedung, peralatan laboratorium dan kantor yang tersedia, maka tahun 1990 Rektor IKIP Semarang membuka kembali jurusan ini untuk menerima mahasiswa baru program studi Teknologi Pendidikan, khusus program transfer S1dan calon mahasiswa baru dari kalangan Pegawai Negeri atau pegawai yayasan yang tidak memerlukan lapangan kerja lagi. Sistem seleksi yang digunakan adalah seleksi berkas..

Mengingat semakin meningkatnya animo masuk program studi ini dari lulusan sekolah menengah segar dan hasil studi kebutuhan tenaga kerja dari sejumlah lembaga pengguna, maka pada tahun 1995 program studi ini menerima mahasiswa baru lulusan sekolah menengah segar. Sistem seleksi penerimaan mahasiswa yang digunakan adalah Ujian Masuk Universitas (bukan SPMB). Baru pada tahun 2005 penerimaan mahasiswa baru program studi ini menggunakan sistem SPMB.

Pada tahun 1998 IKIP Semarang menambah program studi baru, yaitu dengan mendirikan program pascasarjana. Jurusan di lingkungan FIP yang masuk ke dalam program studi pasacasarjana adalah prodi Manajemen Pendidikan, Teknologi Pendidikan, dan Bimbingan Konseling.

Dalam hal perkembangan Akreditasi prodi, jurusan ini mengalamipasang surut. Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan Kebudayaan, Republik Indonesia No. 002/BAN – PT/Ak-II/XII/1998, tanggal 22 Desember 1998, maka program studi ini terakreditasi B dengan sertifikat No. 01811/Ak-11.1/IKSHNT/XII/1998.

Perkembangan lebih lanjut prodi ini, berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional, Republik Indonesia No. 029/BAN-PT/Ak-XI/S1/II/2006, tanggal 2 Februari 2006, Program ini hanya terakreditasi C.

Penurunan akreditasi ini telah menyadarkan segenap anggota/warga jurusan untuk berbenah diri. Salah satu langkah konkrit untuk ini adalah upaya pengembangan kapasitas lembaga melalui program Hibah kompetisi A1 dengan judul “Pengembangan Kapasitas Lembaga”. Tahun 2007 program ini telah berjalan dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Program Hibah Kompetisi A1 Batch VI tahun pertama Tahun Anggaran 2007, No. 470/KPIPT/PHK/IV/2007/ tanggal 27 April 2007.

Semoga kedepannya jurusan yang saya pilih ini dapat maju setara dengan jurusan – jurusan lain yang ada di UNNES atau bahkan jurusan sama di Universitas lain......Amin

Monday, August 9, 2010

Melihat berita TV ada kasus bunuh diri pasangan selingkuh di Pantai Ngeliyep, Malang membuat saya teringat perjalanan kami menuju pantai itu. Agustus 2010,keberangkatan saya dan rekan rekan Santos kost berlibur ke Malang. Dengan 2 mobil kami bersebelas bukan hendak main sepakbola namun ingin mengisi waktu liburan semester kami. Perjalanan kami melewati jalan Daendels yang melegenda itu tanpa satupun dari dari kami yang mengetahui arah ke kota Malang.

Sudah lupa kota mana saja yang kami lewati waktu itu, dikarenakan tulisan ini dibuat jauh setelah perjalanan itu berlalu. Awalnya kami berencana , melewati jalur utama agar bisa cepat sampai di kota Malang. Namun ada satu celotehan dari teman kami yang berkata bahwa salah satu kota di jalur utama ini banjir. Jadi mau tak mau kami pun mencari jalur alternatif, bukannya malah cepat sampai tetapi kami malah nyasar ke daerah asing hingga bahan bakar mobil kami menipis (terpaksa ngecer karena tak nampak SPBU).

Berlalu jauh dari nyasar tersebut kami sampai di kota Nganjuk....he..he..jadi ingat lagu dangdut campursari bertitleAlun – Alun Nganjuk” jelas saja kami berfoto di sana. Satu lagi kota yang kami lewati dan kami mampir untuk makan malam yaitu Madiun, sholat di masjid yang bagus dan makan penyet ayam mahal disana (sekali – kali tapi kok bikin bangkrut). Perjalanan berlanjut, hampir tengah malam kami takjub melihat kemegahan Monumen Nasional Gumur yang mirip dengan bangunan megah di Perancis (lupa namanya). Kabar buruk kami dapati, katanya jembatan yang menuju lansung ke Malang putus. Percaya ga percaya nih kami sedikit stress memikirkan hal itu. Terpaksa kami memutar lewat Mojokerto, namun kami istirahat tidur dulu di SPBU megah di kota Mojokerto.

Singkatnya kami sampai ke kota Malang, namun sebelumnya kami ke Batu dulu ke taman wisata Selecta. Perjalanan ke sana sedikit gila karena melewati punggung bukit dengan jalan yang sempit, hutan belantara serta harus simpangan dengan kendaraan proyek. Perjalanan selanjutnya setelah Selecta adalah kebun apel tapi sayangnya apelnya masih muda (rencananya sih mau petik sendiri). Alun – alun Malang jadi mangsa selanjutnya, di tengah perjalanan kami sempat bertemu dengan rombongan Singo Edan (suporter Arema) yang hendak mendukung kesebelasannya melawan Persebaya. Di alun-alun kota itulah kami bimbang, hendak kemana setelah ini rencana ingin ke Bromo tapi uang tipis dan jauh. Kami pun bertanya ke pusat informasi wisata di alun alun tersebut. Yang terpilih selanjutanya adalah Pantai Ngeliyep di selatan Malang, di sana kami hendak camping bermalam.

2 jam perjalan dari pusat kota, sulit membayangkan perjalanan menuju pantai Ngeliyep tersebut. Pada intinya ngeriii Gan...Setelah habis kota dan masuk ke daerah Ngeliyep kami langsung disambut jalanan rusak berbukit tanpa penerangan. Sempat berprasangka buruk karena setelah melewati pintu masuk objek, sangat sepi tak ada tanda kehidupan. Kami sempat berhenti dan mencari orang untuk ditanyai, untung ada mobil dari lawan arah dan merekan berkata “Lurus saja Mas, nanti belok kanan”. Ternyata ada banyak warung....haa..haaa....Obyek wisata ini ternayata sangat tertata, ada petugas jaga, penginapan dan fasilitas lain. Meski penerangan kurang tetapi hal itulah yang membuat tantangan. Camping pun dimulai bakar jagung, ngopi, makan mie instan tentunya, dan tidur diiringi deru ombak yang bikin saya ngeri.....

Paginya, Subhanallah.....pemandangan hebat dari berbagai sisi pantai yang dikelilingi tebing. Di sana ada juga Gunung Kombang, sebenarnya bukan gunung hanya bukit yang berada di pantai yang di puncaknya ada tempat ritual suatu aliran. Pada intinya ucapan terimakasih saya ucapkan pada Mas Novi dan Makmun yang sudah bersedia meminjami mobil dan menyetirinya sendiri, kalau saja saya bisa nyetir sudah tak bantu (Iki dudu pidato). Perjalanan pulangnya ga usah diceritakan, panjang nanti jadi 7 episode.......

Wednesday, July 28, 2010

8 jam perjalanan dari titik awal pendakian yaitu kebun teh di daerah Wonosobo, kurang tahu tepatnya (desa/kecamatan). Berangkat jam 6 petang kami sampai di Puncak sekitar pukul 1 dini hari. Berbagai medan kami lewati, mulai dari kebun teh hijau yang berkabut, trabas hutan sedikit lebat, tanah gersang rerumputan, hingga tanjakan kejam berbatu yang dikelilingi pohon edellweis.

Puncak Sindoro dikala itu memang sangat dingin dan berangin kencang, bahkan dinginnya sudah terasa ketika di lereng. Jaket tebal, tenda rapat tak mampu mengahalau dingin waktu itu. Hingga tangan ini mati rasa, panas api juga tak terasa di tangan. Dalam benakku hanya ketakutan akan hypothermia bila keadaan ini berlanjut. Kami hanya berdoa agar pagi cepat menjelang dan mentari cepat bersinar, semoga dingin ini cepat usai. Malam yang singkat itu telingaku ini tak hentinya mendengar lidah rekanku yang terus-terusan mengucap nama Yang Maha Kuasa, semakin membuat hati ini miris.

Terang datang, kami keluar sejenak menikmati pagi namun ternyata dingin masih terasa. Mentari belum cukup naik untuk menghangatkan kami, sunrisepun kami lupakan. Dingin mereda perut kami lapar, mie instan, telur, ayam bakar jadi santapan.Santapan nikmat mengingat kami berada di ketinggian 2000 lebih diatas permukaan laut, tentunya tidak ada penjual nasi atau bakso. Perut terganjal, kami berputar melihat sekeliling menikmati dan memetik kuncup bunga edellweis meski hanya segenggam. Bunga abadi begitu orang menyebutnya, tidak mengherankan sebutan tersebut karena edellweis merupakan bunga kering seperti halnya pinus.

Dari puncak itu kami bisa menatap puncak-puncak gunung lain di sekitar, Sumbing, Perahu,Slamet, dsb. Subhanallah.......mungkin kami ada disini untuk melihat kebesaranMu....membuat kami terus berdecak kagum dan tak henti mengabadikannya dalam foto. Berbekal 2 megapixel, tapi kebesaran Yang Maha Kuasa menutupi kekurangan kamera kami.

Mulai dari perjalanan yang hebat membuat kami semakin akrab, keindahan kuncup edellweis yang konon abadi, putihnya awan di sekitar, kemegahan puncak-puncak gunung, membuat kami terus berfikir makna perjalanan ini. Seandainya dirimu ada bersamaku menatap kebesaranNya ini, kamu akan tahu untuk apa aku dipuncak itu dan dinginnya puncak Sindoro takkan sedingin hatiku TKF.....


Senin, 21 Juni 2010, di Blitar, Jawa Timur, berlangsung haul Bung Karno ke - 40.

Ketika Bung karno wafat, Presiden Soeharto waktu itu di depan para pemimimpin partai politik mengatakan, “Kita harus memberikan penghargaan atas jasa-jasa beliau sebagai pejuang yangluar biasa. Sejak dulu beliau adalah pejuang, perintis kemerdekaan. Sebagai proklamator, beliau tidak ada bandingannya.”

Berfikir mengenai Bung Karno, selalu saya bertolak dari ingatan bahwa manusia memang tidak ada yang sempurna. Jangankan manusia biasa, nabi pun bias khilaf, “ demikian kata Soeharto dalam buku otobiografi Soeharto; Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya seperti dipaparkan kepada G Dwipayana dan Ramadhan KH.

Pak Harto pada tahun 1980 mendirikan patung Bung Karno dan Bung Hatta di Jalan Proklamasi, Jakarta. Tahun 1985, Pak Harto menetapkan nama Bandar udara di Cengkareng dengan nama Soekarno-Hatta. Tahun 1986, Bung Karno dan Bung Hatta ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator.

Minggu, 27 Januari 2008, Pak Harto wafat. Dalam upacara pemakaman Pak Harto di Astana Giri Bangun, Solo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam pidatonya, SBY menyebut Pak Harto sebagai Bapak Pembangunan.

Kamis, 31 Desember 2009, mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur wafat. Dalam upacara pemakaman di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam suara yang menyentuh hati para pendengarnya mengatakan, “Selamat jalan Bapak Pluralisme kita, semoga tenang di sisi Allah SWT.”

Suara SBY di antara ribuan orang yang melayat waktu itu sekali lagi, menyentuh hati. Suara itu diucapkan ketika angin berdesau. Suara SBY mengalun indah, tulus, dan diterima dengan ikhlas oleh alam semesta ini.

Sikap Soeharto dan SBY member penghormatan terakhir kepada para mantan Presiden atau pendahulunya membuat manusia merasakan apa yang ada dalam ungkapan bahasa Latin, Mors ianua vitae, bahwa kematian itu adalah pintu kehidupan. (J OSDAR/Kompas)



Kekumuhan kota dan penanganannya menjadi salah satu subtema yang dibahas dalam Konferensi Menteri – Menteri Perumahan dan Pengembangan Perkotaan se-Asia Pasifik (APM-CHUD) ke-3 yang diselenggarakan di Kota Solo, Jawa Tengah, 22-24 Juni 2010. Demikian dikatakan Ketua Tim Pelaksana APMCHUD yang juga Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa dalam konferensi pers di Solo, Senin (21/6) Data Perserikatan Bangsa – Bangsa menyebutkan, penduduk perkotaan dunia diproyeksikan meningkat dua kali lipat, dari 3,3 miliar pada 2007 menjadi 6,4 miliar pada tahun 2050. Pada 2020 diperkirakan populasi penduduk kawasan kumuh dunia 1,4 miliar dan satu dari dua warga kumuh itu terdapat di Asia. Pertemuan ini akan berbagi upaya dan kebijakan mengantisipasi kondisi ini.(EKI/Kompas)


Monday, June 28, 2010



Minggu, 30 Mei 2010 pagi itu kami anggota Bike to Campus UNNES berkesempatan mengikuti acara sepeda’an ke Borobudur yang diadakan oleh club SAMBA.

Pagi itu jam 5 pagi,kami harus sudah berkumpul di markas (kami menyebutnya), meski hanya di pinggir jalan depan bengkel. Saya, Mas Waruto, Anjar, dan Dika sudah bersiap untuk gowes ke bawah ke rumah dinas Rektor. Sangkaku hanya kami berempat yang berangkat, namun Mas Anjar berkata “Ngko dhisik iki jeh ngenteni Orchid karo rombongane Pak Osa” (Nanti dulu ini masih menunggu Orchid dan rombongannya Pak Osa). Orchid teman ceweknya Mas Anjar anak FBS dan Pak Osa asdos olahraga dan rombongannya yang merupakan mahasiswa pascasarjana. Padahal aku sudah tak sabar untuk segera berangkat (maklum pengalaman pertama gowes ke Borobudur), tapi tak apa semakin ramai semakin semangat.

Baru sekitar jam 6 kurang rombongan kami turun, perjalanan yang singkat menuruni gunungpati. Ya karena masih pagi dan jalanan masih sepi jadi kami bisa langsam turun, ngebut.....Jarang – jarang turun sepagi ini, udara segar disertai keringat, luar biasa rasanya.....Dalam perjalanan menuju rumah dinas rektor tak ada yang istimewa kecuali cewek – cewek yang hilir mudik, lumayan tombo ngantuukk......

Sesampainya kami di rumah dinas rektor ternyata rombongan sudah siap berangkat, semua sepeda sudah naik ke atas pick up. “Waaha...bahaya ki nek ga ndang tak unggahke sepedaku, iso iso ra kumanan nggon (waaha,, bahaya ni kalau ga segera tak naikkan sepedaku, bisa bisa ga kebagian tempat),” pikirku. Seketika sepedaku langsung kunaikkan ke atas pick up putih dan menyusul sepeda rekan – rekan lainnya. Tenang rasanya sepeda dah naik, tapi kok ada yang kurang yaitu sarapan pagi. Melihat Pak Satpam membawa kotak karton putih dan yang lainnya menyantap nasi dari kotak itu rasanya jadi lapar. Perkiraanku mungkin itu hanya bagi Satpam dan Dosen tapi ternyata kami juga kebagian.....alhamdulillah....... Belum selesai sarapan kuhabiskan tiba – tiba ada panggilan untuk kumpul, nasib...nasib....

Selesai mendapat pengarahan dari Pak Sastro (Rektor), kami pun berangkat tak lupa sarapanku yang belum habis kubawa juga. Singkatnya dalam perjalanan ada sedikit hambatan berupa macet dan kami terpaksa harus duduk bergantian karena kursinya penuh. Rencana kami akan ada yang turun di kota Secang dan mulai gowes dari sana, tapi aku milih enaknya aja start dari alun – alun Magelan aja karena kondisi sepeda ga mumpuni. Sepanjang perjalanan dari Ungaran hingga Magelan kami melihat rombongan sepeda yang hendak ke Borobudur seakan beringingan tak putus, meski track jalanan yang kejam ketika sampai di Ambarawa namun mereka tetap gowes. Luar biasa, mereka kebanyakan mengendarai sepeda balap road yang tergolong ringan. Salut buat mereka......

Start dari alun – alun Magelang saya kira cuma hanya tinggal beberapa kilometer saja ke Borobudur, ternyata masih lumayan juga sekitar 20-30 km lagi. Hebatnya, Pak Masrukhi (Pembantu Rektor III) yang rencananya gowes ketika masuk area Borobudur ternyata ikut gowes dari alun – alun. Nasib malang menimpaku karena sepeda adalah sepeda cross XC dengan ban pacul 26x3.55 tak kuasa melawan sepeda roadhybrid rekan – rekan dengan roda 27x2.50. Sedikit menghela nafas mampir dulu diSPBU sambil BAK, ditinggal rombongan pertama tak apa. Terpaksa gowes sendirian menikmati panorama, biar seperti bocah ilang yang penting keren. Dan aku bukan orang terakhir yang sampai di Borobudur, ternyata rombongan dari Pak Djon (Dekan FIP) masih ada di belakang. Sedikit masih bisa membusungkan dada meski nafas senin – kamis.

Acara di sana tak begitu menarik, cuma foto – foto sambil menikmati megahnya Borobudur serta menunggu acara penanaman 1000 pohon di Borobudur selesai. Yang paling menarik di acara ini adalah makan siangnya, menu spesial ayam goreng gratis pula dan yang paling penting bisa nambah....he..he... Tapi yang paling tak boleh ketinggalan adalah sesi foto – fotonya, sempat berfoto dengan rekan – rekan dari perkumpulan lain namun kami merasa seperti kenal akrab mungkin karena kesamaan hobi.

Seusai acara ternyata ada rencana yang sedikit membuat dahiku mengkeryit yaitu para satpam dan teman- teman mahasiswa pengen gowes dari Borobudur ke Semarang. Dalam benak cuma ada tanjakan....tanjakan..tanjakan..dan tanjakan....karena kondisi sepeda dan dengkul yang ga memungkinkan terpaksa aku absen dalam misi itu. Pulang naik bis wae lah, terpaksa harus mau dititipi sepeda lipatnya Mas Anjar, dan tas dari teman lainnya. Wis ra opo opo (Dah ga apa apa) yang penting besok kuliah dengkul ga menjerit. Diperjalanan adapula rencana dadakan dari para sesepuh, mereka pengen drop di alun – alun Ungaran dan gowes sampai di UNNES. Waaahh apes, dari Ungaran ke UNNES masih ada sekitar 5-6 tanjakan dan 2-3 diantaranya punya kemiringan 45 derajat dengan tinggi sekitar 15-17 meter, curam Om.....

Tapi tetep kalau aku tetep milih enaknya yaitu naik pickup ma sepeda – sepeda wae....sampai ke UNNES ditemani 2 rekan lainnya...hee..hee....Maaf saja bagi rekan – rekan yang nggowes saya hanya bisa membantu dengan doa. Sampai di Rektorat kami menurunkan semua sepeda dari pick up, dan terpaksa menunggu rombongan lain datang. Kloter pertama Mas Anjar dan para Satpam sekitar jam 7 sampai di UNNES, anehnya kloter kedua yaitu Mas Wartono hanya sendirian sampai sekitar jam 9 malam. Dia bercerita kalau sepedanya rusak dan terpaksa ditinggal rombongan, tapi kuakui dengkulmu memang istimewa ga pake telor Mas......

Semoga kebersamaan kami bisa terus berlanjut dan mungkin akan menjadi kenangan hebat bagi kami semua......Terimakasih teman – teman Bike to Campus UNNES, The Satpams, The Dekans, The Dosens, The Pejabats.................

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff